Wednesday, April 20, 2016

Bal-balan Maneh

(Main Bola)

Setelah beranjak memasuki masa-masa kelas 5 SD hingga SMP aku dan teman-teman selain memilik hobi bermain layang-layang yakni main bola dan nonton bola, walaupun saat itu aku masih menendang bola nyocor tapi tetap semangat bermain bola, dan lambat laun akhirnya dapat menguasai tekhnik-tekhnik permainan bola yang baik dan benar secara otodidak, sedangkan nonton bola disini adalah, saat itu kita sudah mulai ikut-ikutan anak lainya menonton pertandingan sepak bola tim asli kota Malang, Arema di Stadion Gajayana.

Setelah pulang sekolah biasanya anak-anak kampung main bola di jalan gang depan, kita bermain bola sambil menunggu semua anggota pemain bolanya berkumpul dan komplit, setelah semua berkumpul baru bergerak menuju tempat bermain bola yakni di lapangan Unisma. Meskipun permainan menggunakan bola plastik tapi saat itu atsmofir permainan sepak bolanya serasa liga-liga di eropa dengan bintang-bintang bola di masa itu seperti Roberto Baggio, Del piero, Inzaghi, Zidane, Beckham, Raul, dll.


Dari menonton bola di tv kami selalu mempraktekan teknik-teknik permainan dilapangan, layaknya pemain profesional, sampai-sampai pernah suatu ketika SDN Dinoyo 1 yang lokasinya dekat dengan kampung meminta tolong bantuan dua orang pemain dari kita, untuk memperkuat timnya saat sparing dengan tim lawanya dari prunas. Biasanya ketika permainan bola akan dimulai salah satu yang skillnya paling bagus pasti mengatur anak-anak yang skill dibawahnya untuk menempati posisi-posisi sesuai dengan karakter permainanya, jika besar menjadi kiper atau bek, jika lincah menjadi sayap atau gelandang, jika jago drible bola maka jadi penyerang. Jika pemainya banyak maka gawangnya biasa diukur lima langkah tapi jika sedikit maka memakai gawang kecil satu langkah, gawang biasanya terbuat dari tumpukan sandal atau batang pohon kecil. Hal yang menyakitkan bagi semua pemain bola saat itu adalah, ketika pemilik bolanya ngambek karena kalah atau terus-terusan diejek karena permainan bolanya jelek, akhirnya pulang dan otomatis permainan berakhir juga, padahal waktu tersisah masih banyak. Dikarenakan bolanya ikut dibawa pulang oleh pemiliknya. Walau hanya permainan, tetapi hal ini dapat membangun mental anak-anak saat itu seperti pemain profesional sesungguhnya yang bermental juara. Selain itu hal yang paling seru ketika hujan turun adalah tiap anak-anak dari kami tidak berhenti dan berteduh dipinggir lapangan akan tetapi malah tambah semangat untuk bermain bola dan terkadang ditambahi dengan permainan lempar lumpur ditengah lapangan yang membuat suasana semakin seru.

Jika suatu hari kampung sebelah mengajak bermain bola bersama, kita bener-bener semangat bermain bolanya, karena jika kalah dari kampung sebelah merupakan aib yang tidak boleh terjadi, karena kekalahan bukan karakter kami dan tidak ada ceritanya kalah di kampung kami, walau anak-anak kampung kami saat itu pemain-pemainya bukan dari SSB, tapi skil mengolah bolanya seperti lulusan SSB anak-anak yang menjamur dikota Malang saat itu. Dan kenyataanya dilapangan kita tidak pernah kalah jika diadu dengan kampung lainya. Dan puncaknya adalah ketika kita bersparing partner dengan SSB Kompas dilapangan Dinoyo, kita yang notabene pemain kampung tanpa adanya pelatih dan otodidak dalam latihan bisa mengalahkan dengan skor 2-0, saat itu gol dicetak oleh wiwin dan kabol, komposisi pemainya alfan kiper, bek kanan rino (cemplon), bek tengah ambon dan ramdani, bek kiri sofa (tiyek), tengah aku, udin, arka, mamik, penyerang kabol dan wiwin. Hal ini merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi kami semua, tanpa pelatih dan hanya latihan otodidak kami semua dapat mengalahkan sebuah SSB Kompas yang saat itu terdapat pelatihnya dan memiliki bola yang banyak untuk latihan, sedangkan kita latihan saja menggunakan bola plastik. Dan begini cerita singkat kronologis permainanya saat itu, ketika hari selasa sore dengan cuaca hujan grimis dilapangan Dinoyo, tim kedua kesebelasan yang saat itu tim kampung kita yang bernama Glory FC Junior, dibabak pertama permainanya dapat mengimbangi permainan dari SSB Profesional Kompas, tapi kita saat itu sedikit memenangkan permainan lapangan tengah, karena kita lebih kompak dalam menyerang dan dapat bekerja sama dengan baik. Gol pertama dicetak oleh wiwin, saat itu bola serangan dari arka yang sangat lihai melewati pemain-pemain tengah lawan mengoper bola ke wiwin yang ketika itu berdiri bebas satu meter diluar kotak pinalti dan tanpa melihat kanan-kiri wiwin langsung menendang bola tersebut dan gol 0-1 untuk keunggulan tim kita Glory FC Junior hingga babak pertama berakhir. Dan saat babak kedua, permainan tetap berjalan seperti babak pertama, sepanjang pertandingan tim kita yang menguasai rata-rata permainan karena kita lebih kompak segalnya dibanding tim lawan, gol kedua terjadi saat bola dari kiper alfan ditendang ketengah dan ketika itu aku mengontrol dengan dada tapi sedikit mengenai tangan, pemain lawan menyatakan hands ball tapi wasit yang memimpin pertandingan dan merupakan pelatih sendiri dari SSB Kompas terus memberikan tanda Play on tanpa meniup peluit tanda pelanggaran, dan aku terus mendrible melewati satu pemain dan akhirnya aku mengumpan bola ke kabol karena lebih dekat denganku, tapi saat itu kabol malah bingung sendiri dengan bola karena bola sulit dikontrol dikarenakan lapangan yang licin, saat dalam posisi sulit tersebut, bukan namanya kabol jika tidak berbuat nyleneh, bola yang saat itu sulit dikendalikan karena lapangan licin langsung ditendang sekuat tenaga tanpa melihat kemana arah bola tersebut meluncur, akan tetapi karena ketidak sengajaan menendang sekuat tenaga itu tidak tahunya bola malah mengarah cantik ke gawang lawan dan kiper tidak bisa mengantisipasi pergerakan bola hingg terjadi gol, 0-2 untuk tim kita. Kejadian seru lainya terjadi saat menit-menit akhir pertandingan, saat itu musuh menyerang dari tengah dan menguasai permainan tengah dan gelandang mereka mengumpan bola pada penyerang, tiba-tiba tanpa diantisipasi oleh bek tengah yakni ambon dan ramdani, striker lawan menendang bola cukup keras dan terarah dari luar kotak pinalti, pikiran kita semua saat itu pasti gol karena bolanya meluncur dan sangat terarah keatas pojok gawang, tapi apa yang terjadi. ternyata sang kiper alfan yang saat itu mengidolakan buffon kiper itali dengan skilnya terbang tinggi menangkap bola seperti superman, saat itu kami melihat bener-bener seperti di film adegan slow motion ketika dia terbang dan menangkap bola diangkasa, detik itu juga aku dan teman-teman yang melihat kehebatan alfan langsung bertepuk tangan dan menepuk kepalanya sebagai tanda kebanggaan dari kami. Setelah kejadian itu sekitar lima menit wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Sungguh pertandingan yang tidak dapat dilupakan oleh anak-anak kampung saat itu dan kami pun pulang kerumah dengan penuh kebanggaan.

Itulah sekelumit cerita masa kecil yang bahagia dan sayang untuk dilupakan, karena kenangan-kenangan tersebut tidak akan pernah kembali dan terulang dimasa kini serta masa yang akan datang, karena kemajuan zaman yang terus berkembang.

Mlg, 061215