(Main Bola)
Setelah beranjak memasuki masa-masa kelas 5 SD hingga SMP
aku dan teman-teman selain memilik hobi bermain layang-layang yakni main bola
dan nonton bola, walaupun saat itu aku masih menendang bola nyocor tapi tetap semangat bermain bola,
dan lambat laun akhirnya dapat menguasai tekhnik-tekhnik permainan bola yang baik
dan benar secara otodidak, sedangkan nonton bola disini adalah, saat itu kita
sudah mulai ikut-ikutan anak lainya menonton pertandingan sepak bola tim asli
kota Malang, Arema di Stadion Gajayana.
Setelah pulang sekolah biasanya anak-anak kampung main
bola di jalan gang depan, kita bermain bola sambil menunggu semua anggota
pemain bolanya berkumpul dan komplit, setelah semua berkumpul baru bergerak
menuju tempat bermain bola yakni di lapangan Unisma. Meskipun permainan
menggunakan bola plastik tapi saat itu atsmofir permainan sepak bolanya serasa
liga-liga di eropa dengan bintang-bintang bola di masa itu seperti Roberto
Baggio, Del piero, Inzaghi, Zidane, Beckham, Raul, dll.
Dari menonton bola di tv kami selalu mempraktekan
teknik-teknik permainan dilapangan, layaknya pemain profesional, sampai-sampai pernah
suatu ketika SDN Dinoyo 1 yang lokasinya dekat dengan kampung meminta tolong
bantuan dua orang pemain dari kita, untuk memperkuat timnya saat sparing dengan
tim lawanya dari prunas. Biasanya ketika permainan bola akan dimulai salah satu
yang skillnya paling bagus pasti mengatur anak-anak yang skill dibawahnya untuk
menempati posisi-posisi sesuai dengan karakter permainanya, jika besar menjadi
kiper atau bek, jika lincah menjadi sayap atau gelandang, jika jago drible bola
maka jadi penyerang. Jika pemainya banyak maka gawangnya biasa diukur lima
langkah tapi jika sedikit maka memakai gawang kecil satu langkah, gawang biasanya
terbuat dari tumpukan sandal atau batang pohon kecil. Hal yang menyakitkan bagi
semua pemain bola saat itu adalah, ketika pemilik bolanya ngambek karena kalah
atau terus-terusan diejek karena permainan bolanya jelek, akhirnya pulang dan
otomatis permainan berakhir juga, padahal waktu tersisah masih banyak. Dikarenakan
bolanya ikut dibawa pulang oleh pemiliknya. Walau hanya permainan, tetapi hal
ini dapat membangun mental anak-anak saat itu seperti pemain profesional
sesungguhnya yang bermental juara. Selain itu hal yang paling seru ketika hujan
turun adalah tiap anak-anak dari kami tidak berhenti dan berteduh dipinggir
lapangan akan tetapi malah tambah semangat untuk bermain bola dan terkadang
ditambahi dengan permainan lempar lumpur ditengah lapangan yang membuat suasana
semakin seru.
Jika suatu hari kampung sebelah mengajak bermain bola bersama,
kita bener-bener semangat bermain bolanya, karena jika kalah dari kampung sebelah
merupakan aib yang tidak boleh terjadi, karena kekalahan bukan karakter kami dan
tidak ada ceritanya kalah di kampung kami, walau anak-anak kampung kami saat
itu pemain-pemainya bukan dari SSB, tapi skil mengolah bolanya seperti lulusan SSB
anak-anak yang menjamur dikota Malang saat itu. Dan kenyataanya dilapangan kita
tidak pernah kalah jika diadu dengan kampung lainya. Dan puncaknya adalah ketika
kita bersparing partner dengan SSB Kompas dilapangan Dinoyo, kita yang notabene
pemain kampung tanpa adanya pelatih dan otodidak dalam latihan bisa mengalahkan
dengan skor 2-0, saat itu gol dicetak oleh wiwin dan kabol, komposisi pemainya alfan
kiper, bek kanan rino (cemplon), bek tengah ambon dan ramdani, bek kiri sofa
(tiyek), tengah aku, udin, arka, mamik, penyerang kabol dan wiwin. Hal ini
merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi kami semua, tanpa pelatih dan hanya
latihan otodidak kami semua dapat mengalahkan sebuah SSB Kompas yang saat itu
terdapat pelatihnya dan memiliki bola yang banyak untuk latihan, sedangkan kita
latihan saja menggunakan bola plastik. Dan begini cerita singkat kronologis
permainanya saat itu, ketika hari selasa sore dengan cuaca hujan grimis dilapangan
Dinoyo, tim kedua kesebelasan yang saat itu tim kampung kita yang bernama Glory
FC Junior, dibabak pertama permainanya dapat mengimbangi permainan dari SSB
Profesional Kompas, tapi kita saat itu sedikit memenangkan permainan lapangan tengah,
karena kita lebih kompak dalam menyerang dan dapat bekerja sama dengan baik. Gol
pertama dicetak oleh wiwin, saat itu bola serangan dari arka yang sangat
lihai melewati pemain-pemain tengah lawan mengoper bola ke wiwin yang ketika
itu berdiri bebas satu meter diluar kotak pinalti dan tanpa melihat kanan-kiri
wiwin langsung menendang bola tersebut dan gol 0-1 untuk keunggulan tim kita
Glory FC Junior hingga babak pertama berakhir. Dan saat babak kedua, permainan
tetap berjalan seperti babak pertama, sepanjang pertandingan tim kita yang
menguasai rata-rata permainan karena kita lebih kompak segalnya dibanding tim
lawan, gol kedua terjadi saat bola dari kiper alfan ditendang ketengah dan
ketika itu aku mengontrol dengan dada tapi sedikit mengenai tangan, pemain
lawan menyatakan hands ball tapi wasit yang memimpin pertandingan dan merupakan
pelatih sendiri dari SSB Kompas terus memberikan tanda Play on tanpa meniup
peluit tanda pelanggaran, dan aku terus mendrible melewati satu pemain dan
akhirnya aku mengumpan bola ke kabol karena lebih dekat denganku, tapi saat itu
kabol malah bingung sendiri dengan bola karena bola sulit dikontrol dikarenakan
lapangan yang licin, saat dalam posisi sulit tersebut, bukan namanya kabol jika
tidak berbuat nyleneh, bola yang saat itu sulit dikendalikan karena lapangan
licin langsung ditendang sekuat tenaga tanpa melihat kemana arah bola tersebut
meluncur, akan tetapi karena ketidak sengajaan menendang sekuat tenaga itu tidak
tahunya bola malah mengarah cantik ke gawang lawan dan kiper tidak bisa
mengantisipasi pergerakan bola hingg terjadi gol, 0-2 untuk tim kita. Kejadian
seru lainya terjadi saat menit-menit akhir pertandingan, saat itu musuh
menyerang dari tengah dan menguasai permainan tengah dan gelandang mereka
mengumpan bola pada penyerang, tiba-tiba tanpa diantisipasi oleh bek tengah
yakni ambon dan ramdani, striker lawan menendang bola cukup keras dan terarah dari
luar kotak pinalti, pikiran kita semua saat itu pasti gol karena bolanya
meluncur dan sangat terarah keatas pojok gawang, tapi apa yang terjadi.
ternyata sang kiper alfan yang saat itu mengidolakan buffon kiper itali dengan
skilnya terbang tinggi menangkap bola seperti superman, saat itu kami melihat
bener-bener seperti di film adegan slow motion ketika dia terbang dan menangkap
bola diangkasa, detik itu juga aku dan teman-teman yang melihat kehebatan
alfan langsung bertepuk tangan dan menepuk kepalanya sebagai tanda kebanggaan
dari kami. Setelah kejadian itu sekitar lima menit wasit meniup peluit panjang
tanda berakhirnya pertandingan. Sungguh pertandingan yang tidak dapat dilupakan
oleh anak-anak kampung saat itu dan kami pun pulang kerumah dengan penuh
kebanggaan.
Itulah sekelumit cerita masa kecil yang bahagia dan
sayang untuk dilupakan, karena kenangan-kenangan tersebut tidak akan pernah
kembali dan terulang dimasa kini serta masa yang akan datang, karena kemajuan
zaman yang terus berkembang.
Mlg, 061215