Saturday, April 24, 2010

Hey RebeL !!!






Bagaimana dirimu saat ini . . . ?
Jari tengah yang dulu tegak berdiri sendiri
Kini kisahnya tak nyata lagi
Terpendam seribu mimpi
Terkubur berjuta melodi
Dari kabar angin yang tak perduli
Tak sanggup lagi mengukir kata frustasi
Walau sekedar bermimpi dan sedikit bernyanyi

Telah kubuka mimpi dalam hati
Jari ini telah lama menari
Dalam heningnya malam yang sepi
Dan selembar kertas yang terbujur sendiri
Seakan tak dapat menghidupkanya lagi
Bernyawa tapi ‘tlah mati
Dieloknya kisah tangis ibu pertiwi

Mlg, 240408

Wednesday, March 24, 2010

Angkasa Raya (062009)



Teman . . .
Ketika dunia tak lagi tertawa dan menjadi neraka
Jangan kau anggap ini sebagai duka
Karena mentari masih terlihat terang
Kejar dan jangan jadi pecundang
Walau jalan semakin suram dan tak karuan
Langkahkan harapan dengan semangat perjuangan
Walau air mata darah 'tlah terhenti
Masih ada satu nyawa dalam satu raga siap mati
Mati ‘tuk perjuangakan dunia kita yang hilang
Terampas oleh penindas yang mengaku pejuang

Kawan . . .
Dengarlah hembusan angin dan sengatan mentari
Apa mereka pernah berkata bosan tuk slalu berhembus dan menyinari ?
Menyinari indahnya hidup kita yang harus diperjuangkan
Merangkak, berdiri, berjalan dan berlari tuk sebuah kemenangan
Dalam dunia yang tidak lagi seimbang
Diantara penindas yang diagungkan dan yang kecil semakin menghilang
Seakan dunia diciptakan bagi perusuh keadilan
Merampas semua hidup yang penuh kedamaian
Dan apakah kita pasrah hanya dengan melihat
Atau mungkin kita tlah jadi penjilat, terjerat, terlaknat

Tuesday, March 2, 2010

PADAM (kurt #3)



Sepertiga purnama
Ku terbangun disepertiga malam pertama
Dan ku mendengar alunan nada dari Metallica
Menghentakkan suara kematian dan derita
Melantunkan bait – bait merah hitam dunia
Mengingatkanku pada kawan lama
Sahabat diantara luka dan nestapa
Teman disaat bara api menyala – nyala
Kawan ketika merah membara

Wednesday, February 17, 2010

Lamp of Death


Kegelapan ini tiba tanpa ada yang menarik
Datang dengan kecepatan 300.000 km/detik
Memejamkan mata dan jari jemari yang lentik
Dalam sebuah makna terbalut kisah yang cantik

Udara dalam ruang sempit berhias kegerahan
Memaksa menghentikan sebuah angan
Menutup dan membelenggu pikiran
Untuk sementara dilain kesempatan
Membasahi peluh dan gunda dalam tiap perjalanan

kurt #2


Yek . . . ! ! !
Panggilan terakhir pada seorang sahabat
Ketika berjalan tak hiraukan sekitar
Pandangan lurus kearah kepastian
Tak mendengar teriakan
Sendiri tinggalkan kenyataan
Tertuju pada satu kebenaran
Dan semua 'kan kembali padaNYA

Disini . . . kenyataan hidup yang pahit
Ketika kuberjalan sendiri
Tiada seorang kekasih menemani
Ketika kuberdiri sendiri
Banyak orang membenci
Ketika kutermenung
Dunia seakan 'tlah mati
Dan semua ini seakan tak berarti
Karena kuhanya mengerti sahabat sejati