Apakah anda Pernah melihat pesawat mengudara? Pesawat terbuat dari bahan-bahan yang ringan dan kuat terhadap tekanan, cuaca atau benturan sehingga memiliki masa yang sangat berat, akan tetapi pesawat bisa terbang di udara, berikut jawaban mengapa Pesawat bisa mengudara.
Pesawat
bisa mengudara diakibatkan momentum dari dorongan horizontal mesin
(Engine), kemudian dorongan mesin akan menimbulkan perbedaan kecepatan
aliran udara dibawah dan diatas sayap pesawat.
Kecepatan udara diatas sayap lebih besar dibanding bagian bawah sayap, hal ini disebabkan jarak tempuh lapisan udara mengalir di atas sayap lebih besar dari pada jarak tempuh di bawah sayap, waktu tempuh lapisan udara yang melalui atas sayap dan bawah sayap kurang lebih sama. Berdasar hukum Bernoully, kecepatan udara besar menyebabkan tekanan udara yang kecil, hal ini mengakibatkan tekanan udara di bawah sayap menjadi besar dari pada bagian atas sayap pesawat. atas dasar teori tersebutlah maka menimbulkan gaya angkat (Lift) yang menjadikan pesawat itu bisa mengudara atau terbang.
Kecepatan udara diatas sayap lebih besar dibanding bagian bawah sayap, hal ini disebabkan jarak tempuh lapisan udara mengalir di atas sayap lebih besar dari pada jarak tempuh di bawah sayap, waktu tempuh lapisan udara yang melalui atas sayap dan bawah sayap kurang lebih sama. Berdasar hukum Bernoully, kecepatan udara besar menyebabkan tekanan udara yang kecil, hal ini mengakibatkan tekanan udara di bawah sayap menjadi besar dari pada bagian atas sayap pesawat. atas dasar teori tersebutlah maka menimbulkan gaya angkat (Lift) yang menjadikan pesawat itu bisa mengudara atau terbang.
Berikut bagian-bagian utama pesawat yang bisa mengudara dengan baik :
i. Fuselage atau badan pesawat yang terdapat didalam; Cockpit atau ruang kemudi dan Passenger atau ruang penumpang.
ii.
Wing atau sayap, terdapat Aileron berfungsi untuk “Rolling” pesawat
miring kiri – kanan dan Flap untuk menambah luas area sayap (Coefficient
Lift) yang berguna untuk menambah gaya angkat pesawat.
iii. Horizontal Stabilazer atau ekor sayap, terdapat Elevator berfungsi untuk “Pitching” nose UP – DOWN.
iv. Vertical Stabilizer atau Sirip tegak, terdapat Rudder berfungsi untuk “Yawing” belok kiri – kanan.
v. Engine atau Mesin, berpungsi sebagai Thrust atau gaya dorong yang menghasilkan kecepatan pesawat.
vi. Landing Gear atau Roda Pesawat, berfungsi untuk mendarat/landing atau tinggal landas/Take-off.
Semua Pesawat yang sedang terbang selalu menggabungkan fungsi-fungsi control diatas, seperti contohnya ketika pesawat belok kanan atau kiri, maka yang digerakkan Aileron dan Rudder, jadi saat belok, pesawat dimiringkan agar lintasan belok lebih pendek, sehingga dapat menghemat waktu dan pemakaian bahan bakar.
I. Hukum Bernoulli mengenai aliran dan tekanan udara
Pesawat
terbang bisa mengudara dikarenakan aliran udara melalui sayap
pesawat tersebut, berbeda dengan roket yang terangkat ke atas karena
gaya dari dorongan reaksi gas. Roket menyemburkan gas ke belakang (ke
bawah). Jadi roket tetap dapat terangkat ke atas meskipun tidak ada
udara, pesawat terbang tidak bisa terangkat apabila tidak ada udara.
Bagian sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam
dari pada bagian depan, dan sisi bagian atas yang lebih melengkung dari
pada sisi bagian bawahnya, hal ini dapat membuat tekanan pada udara
sehingga pesawat terbang dapat terangkat dan mengudara.
II. Penerapan Hukum Bernoulli untuk desain pesawat
Pesawat
terbang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi udara dan
hambatan udaranya menjadi kecil. Pesawat pada saat terbang akan
menghadapi beberapa hambatan, diantaranya hambatan udara, hambatan
karena berat badan pesawat itu sendiri, dan hambatan pada saat menabrak
awan. Setelah dilakukan perhitungan dan rancangan yang akurat dan
teliti, langkah selanjutnya adalah pemilihan mesin penggerak pesawat
yang mampu mengangkat dan mendorong badan pesawat. Pada dasarnya, ada
empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang
mengudara.
1. Berat pesawat yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi.
2. Gaya angkat yang disebabkan oleh bentuk pesawat.
3. Gaya ke depan yang dipengaruhi oleh dorongan mesin / engine
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gesekan udara
Jika pesawat akan bergerak mendatar dengan suatu percepatan, maka gaya ke depan harus lebih besar daripada gaya hambatan dan gaya angkat harus sama dengan berat pesawat. Jika pesawat akan menambah ketinggian yang tetap, maka resultan gaya mendatar dan gaya vertical harus sama dengan nol. Ini berarti gaya ke depan sama dengan gaya hambatan dan gaya angkat sama dengan berat pesawat.
Itulah beberapa penjelasan atau alasan mengapa pesawat udara bisa terbang, semoga bermanfaat.
Disadur dari ilmuterbang.com